gua kiskendo kulon progo

Goa Kiskendo adalah goa alam di pegunungan Menoreh yang terletak 1200 m di atas permukaan laut yang berhawa sejuk. Goa ini terletak sekitar 35 km arah barat laut Yogyakarta di atas bukit utara Kabupaten Kulon Progo yang dapat diakses memalui jalan kecil beraspal. Hanya kendaraan beroda empat berukuran kecil saja yang dapat sampai ke gua ini. Bagi Anda yang datang dengan bis besar harus berhenti di desa Niten, dekat kantor kecamatan Giri Mulyo, sekitar 8 km dari gua.

Tidak jauh dari mulut goa Kiskendo terdapat Goa Sumitro yang mempunyai dua mulut vertikal dan horizontal yang mengalir sungai bawah tanah yang jernih. Objek wisata ini sangat cocok untuk kegiatan perkemahan karena didukung dengan adanya lahan yang luas dengan udara yang nyaman. Goa Kiskendo yang terletak di desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulya, dapat dicapai dari yogyakarta dengan jarak kurang lebih 38 km atau kurang dari 21 km dari kota wates. Sepanjang Goa Kiskendo dapat menikmati pemandangan alam pegunungan yang mempesona. Memasuki gua Kiskendo, pengunjung akan disambut oleh keindahan stalaktit dan stalagmit seperti gua batu kapur pada umumnya. Menurut legenda dahulu gua tersebut merupakan istana 2 raksasa bernama Maesosuro dan Lembusuro yang dikalahkan oleh Subali seperti yang dilukiskan pada relief di depan gua.

SEJARAH
Taman wisata ini terletak 35 kilometer di sebelah Barat kota Yogyakarta, di pegunungan Menboreh. Taman Wisata ini terdiri dari Goa Kiskendo, Goa Sumitro dan Watu Blencong . Merupakan goa alam di pegunungan Menoreh yang terletak 1200 m di atas permukaan laut yang berhawa sejuk, dari bentuk serta keadaannya sangat serupa dengan apa yang yang tersirat dalam legenda dalam legenda Istana Goa Kiskendo (yang merupakan fragmen dari cerita Ramayana ), tempat tinggal Raksasa Mahesasura yang berkepala kerbau dan Lembusura yang berkepala sapi.Dalam kisah pewayangan, di tempat ini terjadi pertempuran antara Subali Sugriwa dengan Mahesasura dan patih Lembusura yang menghuni goa ini.Di samping itu keadaan-keadaan geologis dari goa-goa yang ada di daerah berbatu kapur,Di dalam goa Kiskendo ini terdapat banyak stalaktit dan stalagmit yang aneh namun indah bentuknya.Di dalam goa ini mengalir sungai di bawah tanah yang dalam cerita pewayangan, dan dalam pertempuran antara Subali; Sugriwa dan Mahesasura ; Lembusura, mengalirkan air berwarna merah dan putih.

TIPS & TRIK
Selama perjalanan menuju gua, nikmatilah pemandangan indah diantara lembah, tanah pertanian yang hijau, dan rumah-rumah tradisional pedesaan sederhana yang sayang untuk tidak diabadikan.

 mulut-gua gua-kiskendo1 gua-kiskendo kiskendo

waduk sermo

Waduk Sermo merupakan salah satu tempat wisata di Kabupaten Kulonprogo, provinsi DIY dan merupakan satu-satunya tempat wisata yang berbentuk waduk di Yogyakarta. Waduk Sermo mempunyai sumber daya alam yang amat potensial seperti kawasan wisata, dan saat ini dapat digunakan sebagai tempat pariwisata untuk umum. Waduk Sermo, selain menjadi tempat orang untuk berplesiran, juga menjadi sarana orang-orang yang mempunyai hobi memancing dan digunakan juga sebagai pengairan bagi sawah-sawah di darah bawah Waduk Sermo.

Tempat wisata yang berjarak kurang lebih 7 Km dari kota Wates ini memeiliki keunikan sendiri yaitu jika dilihat dari atas, Waduk Sermo ini menyerupai telapak tangan. Selain itu waduk ini juga dikelilingi oleh bukit yang hijau nan indah. Waduk ini dibangun mulai tahun 1994 dan selesai pada tahun 1996. Meskipun ini satu-satunya wisata waduk di Yogyakarta namun sepertinya pengelolaannya masih kurang.waduk-sermo-yogyakarta4 sermo waduk sermo 2 waduk sermo

wisata alam kalibiru

Sejarah

Wisata Alam ini dibangun atas inisiatif masyarakat di sekitar hutan negara yang berkeinginan agar hutan tersebut tetap tumbuh hijau, sejuk, dan lestari. Pengembangan wisata alam ini tidak lepas dari proses panjang upaya masyarakat di sekitar hutan dalam memulihkan keadaan hutan yang dulunya tandus dan gersang.

Pembangunan wisata alam Kalibiru dilakukan sebagai salah satu bentuk pemanfaatan jasa lingkungan atas dasar Izin Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan selama 35 tahun – (terhitung sejak 14 Pebruari 2008) – yang diperoleh kelompok-kelompok pengelola hutan atas kepercayaaan yang diberikan oleh Pemerintah kepada masyarakat di sekitar hutan Negara tersebut.

Salah satu daya tarik kawasan wisata alam ini adalah bentang alamnya yang asri yang merupakan harmonisasi antara hijaunya hutan dengan hamparan berbukit yang sangat luas dengan pemandangan alamnya yang sangat indah dan mempesona. Masyarakat setempat juga dikenal ramah, santun, memiliki rasa kekeluargaan dan kegotongroyongan, masih mempertahankan beraneka ragam seni budaya tradisional, sehingga mampu menimbulkan rasa tenang dan nyaman bagi siapa saja yang berkunjung di kawasan wisata alam ini.


Paket Wisata di Hutan Kalibiru

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan di Wisata Alam Hutan Kemasyarakatan Kalibiru antara lain:

–      Outbound Training

–      Wisata Pedesaan

–      Wisata Budaya

–      Wisata Pendidikan

–      Wisata Keluarga

–      Wisata Trekking

–      Wisata Terapi Alam

 

Fasilitas Pendukung

Pengunjung wisata alam Kalibiru ini juga dapat menikmati sejumlah fasilitas pendukung sebagai berikut :

–      Pondok wisata

Adalah fasilitas  penginapan dengan desain “rumah kampung Jawa” yang dimodifikasi. Di kawasan ini ada 6 unit fasilitas pondok wisata dengan daya tampung masing-masing untuk 10 – 15 orang. Keberadaan pondok ini juga didukung oleh adanya Homestay (rumah singgah) yang berada di rumah-rumah penduduk sekitar kawasan.

–      Joglo (ruang pertemuan) :

Ruang Pertemuan yang ada di kawasan ini disediakan khusus dalam bentuk “Rumah Joglo” yang masih asli. Jumlahnya ada 3 unit, 2 unit berlantai keramik, 1 unit berlantai semen, masing-masing memiliki kapasitas hingga 75 orang.

–      Gardu Pandang

Gardu pandang yang dibangun di atas ketinggian bukit Menoreh ini bisa menjadi tempat untuk melihat pemandangan alam yang ada di bawahnya.

–      Perpustakaan

Keberadaan perpustakaan ini sangat mendukung kemajuan masyarakat di sekitar kawasan wisata Kalibiru.

–      Flying Fox

Di kawasan Kalibiru terdapat dua lintasan flying fox :

  • 1 jalur untuk anak-anak, panjang lintasan 50 m, dengan grade rendah
  • 1 jalur untuk dewasa, panjang lintasan 85 m, dengan grade sedang

–      Jalur Trekking

Jalur trekking ini melingkar di sepanjang kawasan. Di samping untuk kegiatan olahraga dan refreshing, melalui jalur ini kita bisa mengenal berbagai jenis tanaman hutan Kegiatan Trekking bisa dilakukan melalui beberapa jalur alternatif:

Jalur Dekat (2 – 3 km) : merupakan jalur melingkar dari kawasan – melewati beberapa ruas jalan setapak (jalur merumput) – masuk ke pemukiman penduduk – kembali ke kawasan.

Jalur Menengah (3 – 4 km) : merupakan jalur melingkar dari kawasan – melewati beberapa ruas jalan setapak (jalur merumput) – menyisir sungai-sungai kecil di kawasan – masuk ke pemukiman penduduk – kembali ke kawasan.

Jalur Jauh (4 – 5 km) : merupakan jalur melingkar dari kawasan – melewati beberapa ruas jalan setapak (jalur merumput) – menyisir sungai-sungai kecil di kawasan – masuk ke lokasi Waduk Sermo – melewati jalan utama/masuk ke pemukiman penduduk – kembali ke kawasan.

 

Lokasi

Wisata alam Kalibiru terdapat di perbukitan Menoreh, terletak pada ketinggian 450 m dpl, di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Lokasi kawasan wisata ini terletak di sebelah barat Kota Yogyakarta dengan jarak kurang lebih 40 km, atau 10 km dari Kota Wates, ibukota Kulon Progo.

IMG_9912b A_xWQftCAAA7D4h dsc_0117 images

puncak suroloyo meneropong candi borobudur

Matahari muncul dalam warna kemerahan kurang lebih pada pukul 5.00 WIB, menyembul di antara ranting pohon yang berwarna hijau. Sinarnya membuat langit terbagi dalam tiga warna utama, biru, jingga dan kuning. Serentak saat warna langit mulai terbagi, sekelompok burung berwarna hitam mulai meramaikan angkasa dan membuat suara serangga tanah yang semula kencang perlahan melirih.

Empat gunung besar di Pulau Jawa, yaitu Merapi, Merbabu, Sumbing dan Sindoro menyembul di antara kabut putih. Ketebalan kabut putih itu tampak seperti ombak yang menenggelamkan daratan hingga yang tersisa hanya sawah yang membentuk susunan tapak siring dan pepohonan yang terletak di dataran yang lebih tinggi. Dari balik kabut putih itu pula, stupa puncak Candi Borobudur yang tampak berwarna hitam muncul di permukaan lautan kabut.

tulah pemandangan yang bisa dilihat saat fajar ketika berdiri di Puncak Suroloyo, buykit tertinggi di Pegunungan Menoreh yang berada pada 1.091 meter di atas permukaan laut. Untuk menikmatinya, anda harus melewati jalan berkelok tajam serta menakhlukkan tanjakan yang cukup curam, dan memulai perjalanan setidaknya pada pukul 2 dini hari. Dua jalur bisa dipilih, pertama rute Jalan Godean – Sentolo – Kalibawang dan kedua rute Jalan Magelang – Pasar Muntilan – Kalibawang. Rute pertama lebih baik dipilih karena akan membawa anda lebih cepat sampai. Tentu anda mesti berada dalam kondisi fisik prima, demikian juga kendaraan yang mesti berisi bahan bakar penuh serta bila perlu membawa ban cadangan.

Setelah berjalan kurang lebih 40 km, anda akan menemui papan penunjuk ke arah Sendang Sono. Anda bisa berbelok ke kiri untuk menuju Puncak Suroloyo, namun disarankan anda berjalan terus dahulu sejauh 500 meter hingga menemui pertigaan kecil dan berbelok ke kiri karena jalannya lebih halus. Dari situ, anda masih harus menanjak lagi sejauh 15 km untuk menuju Puncak Suroloyo. Sebuah perjalanan yang melelahkan memang, namun terbayar dengan keindahan pemandangan yang dapat dilihat.

Pertanda anda telah sampai di bukit Suroloyo adalah terlihatnya tiga buah gardu pandang yang juga dikenal dengan istilah pertapaan, yang masing-masing bernama Suroloyo, Sariloyo dan Kaendran. Suroloyo adalah pertapaan yang pertama kali dijumpai, bisa dijangkau dengan berjalan kaki menaiki 286 anak tangga dengan kemiringan 300 – 600. Dari puncak, anda bisa melihat Candi Borobudur dengan lebih jelas, Gunung Merapi dan Merbabu, serta pemandangan kota Magelang bila kabut tak menutupi.

Pertapaan Suroloyo merupakan yang paling legendaris. Menurut cerita, di pertapaan inilah Raden Mas Rangsang yang kemudian bergelar Sultan Agung Hanyokrokusumo bertapa untuk menjalankan wangsit yang datang padanya. Dalam kitab Cabolek karya Ngabehi Yosodipuro yang ditulis pada abad 18, Sultan Agung mendapat dua wangsit, pertama bahwa ia akan menjadi penguasa tanah Jawa sehingga mendorongnya berjalan ke arah barat Kotagede hingga sampai di Pegunungan Menoreh, keduia bahwa ia harus melakuykan tapa kesatrian agar bisa menjadi penguasa.

Menuju pertapaan lain, anda akan melihat pemandangan yang berbeda pula. Di puncak Sariloyo yang terletak 200 meter barat pertapaan Suroloyo, anda akan melihat Gunung Sumbing dan Sindoro dengan lebih jelas. Sebelum mencapai pertapaan itu, anda bisa melihat tugu pembatas propinsi DIY dengan Jawa Tengah yang berdiri di tanah datar Tegal Kepanasan. Dari pertapaan Sariloyo, bila berjalan 250 meter dan naik ke pertapaan Kaendran, anda akan dapat melihat pemandangan kota Kulon Progo dan keindahan panati Glagah.

Usai melihat pemandangan di ketiga pertapaan, anda bisa berkeliling wilayah Puncak Suroloyo dan melihat aktivitas penduduk di pagi hari. Biasanya, mulai sekitar pukul 5 pagi penduduk sudah berangkat ke sawah sambil menghisap rokok linting. Bila anda berjalan di dekat para penduduk itu, aroma sedap kemenyan akan menyapa indra penciuman sebab kebanyakan pria yang merokok mencampur tembakau linting dengan kemenyan untuk menyedapkan aroma.

Selain memiliki pemandangan yang mengagumkan, Puncak Suroloyo juga menyimpan mitos. Puncak ini diyakini sebagai kiblat pancering bumi (pusat dari empat penjuru) di tanah Jawa. Masyarakat setempat percaya bahwa puncak ini adalah pertemuan dua garis yang ditarik dari utara ke selatan dan dari arah barat ke timur Pulau Jawa. Dengan mitos, sejarah beserta pemandangan alamnya, tentu tempat ini sangat tepat untuk dikunjungi pada hari pertama di tahun baru.DPP_9 4013898558_cbd491cba1 DPP_8

Kebun Teh Nglinggo atau tanah Misi

 

 
 
Kebun Teh Nglinggo
Terletak di Dusun Nglinggo Desa Pagerharjo Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta. Berada di ketinggian sekitar 800 m dpl, tempat ini sangat sejuk dan pemandangan alamnya sangat indah dengan bukit-bukit yang menjulang di sekitarnya. Disebut Juga Tanah Misi.
 
 
Ucapan yang pertama ketika tiba di Lokasi, Subhanallah Indahnya Ciptaan Allah. Didukung Penduduk yang ramah, Pemandangan yang menakjubkan yang jauh dari kota. Disana Juga Masih Ada Orang Penyampai Surat JoyoBoyo, Primbon, dll.
 

 

 
Lokasi
            Lokasi kebun teh ini berbatasan dengan kabupaten Magelang di sebelah utara dan kabupaten Purworejo di sebelah barat perbukitan. 
 
                                 
            
           Lokasinya yang berada di pegunungan menorah, Suasana yang sepi, sejuk (bahkan mungkin dingin bila pagi hari), di tambah dengan suara kicauan satwa2 liar yang ada di sekitar lokasi kebun teh, menambah asyiknya lokasi kebun teh ini. Route yang dapat diambil untuk menuju lokasi kebun teh yaitu bila anda dari kota jogja, anda bisa melewati jalan godean ke arah barat, hingga bertemu perempatan kentheng nanggulan, kenudian ambil kanan(arah utara) hingga bertemu dengan perempatan dekso kalibawang (patung garuda). bila anda dari arah wates, anda bisa ambil arah ke nanggulan dan menuju dekso. Untuk yang dari magelang, bisa ambil jalur muntilan menuju perempatan dekso kalibawang. dari perempatan dekso ambil arah barat(menuju arah pagerharjo). ikuti saja jalannya sekitar 30km. hingga bertemu daerah totogan ( bila ambil kanan menuju obyek wisata puncak suoroloyo) ambil arah lurus menuju daerah purworejo. sampai di pertigaan plono, ambil arah kanan (naik ) ikuti jalannya maka akan sampai ke lokasi kebun teh nglinggo, pagerharjo, samigaluh, kulon progo, yogyakarta. Bila anda mengalami kesulitan, maka anda bisa bertanya kpd penduduk sekitar, karena penduduk disana sangat ramah2. bila anda sopan, maka mereka tak segan2 untuk memeberikan informasi sejelas2nya kpd anda.

 

1 / 3
 
  

Menikmati Dinginnya Air Terjun Grojogan Watu Jonggol Di Kulon Progo, Yogyakarta

Selamat datang di Air Terjun Grojogan Watu Jonggol. Ya, setelah menghabiskan waktu berkutat dengan pekerjaan dan pelajaran, akhir pekan adalah waktu yang tepat untuk menyegarkan pikiran. Menikmati air terjun akan selalu memberikan kesegaran kepada para penikmatnya. Bukan hanya itu, semua orang pasti akan suka melihat keindahan alam yang masih sangat natural dan tentu sulit untuk didapatkan saat kita menghuni kota besar. Bermain-main dibawah guyuran Air Terjun Grojogan Watu Jonggol dapat menjadi pilihan anda akhir pekan ini.

Air terjun yang akan kita nikmati ini berada sekitar 900 meter di atas permukaan laut. Karena suasana disekitar air terjun masih sangat alami, maka hawa sejuk dan nyaman dapat langsung dirasakan setelah menjejakkan kaki di lokasi. Karena Air Terjun Grojogan Watu Jonggol ini berada di pegunungan, maka anda pun masih bisa mendapati pohon-pohon lebat yang tumbuh subur disana. Jadi, anda pun dapat berteduh dan ‘ngadem’ sambil bermain-main air dingin disela-sela batuan.

Secara umum, Air Terjun Grojogan Watu Jonggol ini menawarkan suasana tenang yang dapat dinikmati oleh siapapun. Dan karena lokasi ini masih minim fasilitas, maka anda pun harus berhati-hati karena akses menuju ke lokasi Air Terjun Grojogan Watu Jonggol ini tergolong curam dan cukup menantang. Hanya saja, semua usaha dan keringat yang mengucur dapat tergantikan saat memandang pesona air terjun yang berdiri kokoh dikelilingi oleh tebing dan pohon-pohon lebat disekitarnya. Itulah Air Terjun Grojogan Watu Jonggol.

Bagaimana Untuk Dapat Menikmati Air Terjun Grojogan Watu Jonggol?

Air Terjun Grojogan Watu Jonggol terletak sekitar 42 km dari pusat kota Yogyakarta, tepatnya di Dusun Nglinggo Desa Pagerharjo Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo. Waktu tempuhnya kira-kira 1,5 – 2 jam perjalanan dari Yogyakarta. Jika anda berangkat dari Yogyakarta, anda dapat melewati Jalan Godean. Anda dapat mengambil jalan lurus terus hingga sampai di Kali Progo. Setelah melewati perempatan Kenteng, anda dapat mengambil arah ke kanan hingga sampai ke perempatan Dekso.

Dari sini, anda dapat mengambil arah ke kiri. Arah ini juga sama dengan arah ke Air Terjun Sidoharjo. Hanya saja, jika Air Terjun Sidoharjo berbelok ke kanan saat anda melihat plang MTS Negeri Sidoharjo. Namun, arah ke Air Terjun Grojogan Watu Jonggol tetap mengambil jalan lurus. Mulai dari sini, infrastrukturnya semakin tidak bersahabat karena anda akan melewati tanjakan yang tinggi, banyak kelokan tajam, serta jalan aspal yang tidak mulus.

Tapi, demi mendapatkan Air Terjun Grojogan Watu Jonggol, anda pun harus bersabar dan harus tetap melanjutkan perjalanan hingga menemukan plang petunjuk ke Desa Pagerharjo. Dari sini, anda dapat mengambil jalan lurus. Setelah itu, anda akan menemui SMP 2 Samigaluh. Lanjutkan saja perjalanan anda hingga menemukan pertigaan Plono. Dari pertigaan ini, anda dapat mengambil arah ke kanan dengan ditemani jalanan aspal yang kian menyempit dan semakin menanjak karena memang lokasi Air Terjun Grojogan Watu Jonggol berada di pergunungan.

Setelah berjalan selama 10 – 15 menit, jarak anda pun akan semakin dekat dengan air terjun yang sedang anda cari. Dan karena tempat wisata ini memang masih belum dikelola dengan baik oleh pemerintah daerah, maka jangan heran jika fasilitas yang anda nikmati pun masih minim, contohnya adalah tempat parkir. Jika anda mengunjungi tempat wisata Air Terjun Grojogan Watu Jonggol, anda dapat menitipkan kendaraan anda ke rumah warga. Tarifnya pun seikhlasnya saja alias tarif kompromi dengan warga.

Akhir Dari Perjuangan Menuju Ke Air Terjun Grojogan Watu Jonggol

Setelah menitipkan kendaraan di rumah warga, anda pun harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju ke lokasi air terjun. Disini, fisik anda harus ekstra kuat mengingat medan yang akan anda lalui memang curam dan cukup ‘kejam’ walaupun sudah ada jalan setapak. Hanya saja, jalan ini licin dan kanan kirinya masih rimbun ditumbuhi oleh ilalang, serasa seperti sedang berpetualang di hutan. Namun, disinilah keasyikan menikmati perjalanan ke Air Terjun Grojogan Watu Jonggol karena suasananya masih sangat alami dan apa adanya. Setelah berjalan sekitar 10 – 15 menit, perjuangan anda dalam menembus ilalang pun dapat terbayarkan dengan pemandangan air terjun yang sangat indah dan menjulang tinggi sambil menghamburkan airn ke segala penjuru ditangkap oleh batu dan pohon dibawahnya.

Jika anda amati baik-baik, mungkin air terjun ini sama saja dengan air terjun lainnya, hanya saja bentuk dari Air Terjun Grojogan Watu Jonggol sedikit tidak lazim karena kanan kirinya ditumbuhi oleh pohon yang lumayan lebat. Selain itu, air terjunnya tergolong deras dan debit airnya cukup tinggi walaupun tidak sedang hujan dan langsung mengalir ke sungai yang ada dibawahnya.

Disini, anda juga dapat merasakan air yang lumayan dingin dan segar sekaligus dikelilingi oleh batu dengan tumbuhan hijau disekitarnya. Hal ini semakin mempermanis dan mempercantik suasana di sekitar air terjun karena kondisinya yang masih sangat alami. Namun, anda harus tetap berhati-hati saat menuruni bebatuan karena disini banyak sekali batu-batuan besar dan tergolong sempit bila anda berniat untuk menyusuri aliran air terjunnya.

Dan karena airnya tergolong cukup dingin, mungkin anda harus segera naik ke atas jika tidak ingin kedinginan. Setelah bermain-main dengan air, anda pun dapat mengabadikan Air Terjun Grojogan Watu Jonggol yang bertinggi sekitar 60 meter ini dan juga pemandangan yang ada disekitarnya. Kalau hari biasa, tempat ini masih sepi dan sedikit sekali pengunjungnya. Jika air terjun ini dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin akan banyak wisatawan yang datang berkunjung.

Puncak Widosari

Masih belum puas dengan puncak di Kalibiru akhirnya saya kembali mengembara ke sudut-sudut pegunungan menoreh lainnya yang mungkin lebih tinggi.
mungkin lebih tepatnya berada di desa wisata nglinggo samigaluh kulonprogo. karena daerah ini memiliki gunung-gunung dengan puncak yang masih virgin .

aktifitas warga didesa wisata ini berupa pertanian ,perkebunan teh dan peternakan kambing PE.

lokasinya yang berada di pegunungan membuat desa ini sangat sejuk dan bila menjelang sore serangan kabutpun biasanya akan turun dengan cepat.

 

 

Untuk menuju TKP sebenernya lebih dekat melewati daerah dekso namun tiba-tiba kepikiran mencari jalan alternatif lain yang mungkin lebih dekat , alhasil bukan jalan cepat dan mulus yang didapat tapi malah jalan kecil yang penuh tanjakan-tanjakan ganas disepanajng perjalanan, bahkan jalanan becek dengan paduan tepung ehh… tanah lempung tak jarang ditemukan.

 

Setelah tanya-tanya warga setempat teryata posisi saya terdeteksi dalam peta berada di desa kebonharjo, bukanya tambah dekat tapi malah ngalang …… wasyemik….
perjalananpun dilanjutkan sesuai arahan yang ada dipeta mulai dari kebonharjo – durenan – pucungroto dan sampailah ke desa ngargosari. banyak sekali persimpangan jalan-jalan kecil yang membuat saya kesasar ke puncak ini.
puncak widosari samigaluh

 

Kata warga setempat yang sempat saya interogasi katanya tempat ini juga sering buat nongkrong anak-anak KKN , hanya saja lokasinya yang tersembunyi jadi kita harus mblasuk-mblasuk melewati rumah warga .
ditempat ini kita bisa melihat pemancangan alam yang masih asri dan hijau , sejauh mata memandang terlihat hamparan bukit-bukit yang belum terjamah manusia .

 

puncak widosari samigaluh

 

puncak widosari samigaluh

 

puncak widosari samigaluh

 

puncak widosari samigaluh

Pesona Curug Sidoharjo Di Pegunungan Menoreh

 
Banyak Wisatawan menghabiskan libur Natal dan Tahun Baru dengan mengunjungi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jika anda jenuh dengan kemacetan yang terjadi di kota ini akibat banyaknya wisatawan datang , tak ada salahnya mampir ke obyek wisata Curug Sidoarjo yang berada di Kawasan Pegunungan Menoreh , tepanya di Desa Sidoharjo , Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi Curug ini sekitar 40 kilometer dari kota Wates.Di Curug ini , anda dapat menikmati keindahan air terjun . Obyek Wisata ini, masih alami dan menawarkan keindahan alam yang eksotis di ketinggian sekitar 900 meter diatas permukaan laut. Air yang mengalir sangat segar dan udara di sekitarnya sangat sejuk, ditumbuhi bunga-bunga liar nan cantik. Namun bila musim kemarau aliran air terjun nampak sedikit , maka ada baiknya datang ketika musim penghujan karena airnya sangat melimpah.

   Obyek Wisata Curug Sidoharjo ini, belum banyak dikenal wisatawan karena letaknya memang cukup jauh dari jalan utama. Sedangkan kendaraan tidak bisa sampai lokasi , melainkan dititipkan di halaman rumah-rumah penduduk sekitar . Wisatawan dapat memanfaatkan jalanan setapak yang dibuat warga.Untuk menuju ke Curug Sidoarjo ini , bisa ditempuh melalui jalur Dekso-Samigaluh setelahnya menuju Desa Sidoharjo. Berwisata alam sambil menjelajah alam bisa jadi alternatif liburan anda .